23 Maret 2012

Sahabat, Bukan Saatnya Lagi untuk Berdiam Diri !!

Wahai sahabat, dengarlah curahan hatiku ini,
Aku jenuh, benar benar jenuh melihat kondisi teman temanku generasi muda yang menghancurkan dirinya sendiri, terkubur dalam dasar lubang seks bebas. Ingin rasanya ku tutup mata ini agar ku tak bisa melihatnya lagi. Telah kututup mata ini, namun telinga ini masih saja mendengar berita yang sama. Akhirnya kututup mata dan telingaku, namun tetap saja, ternyata hatiku tak kuasa untuk mendiamkannya. Hati ini ingin mereka sadar akan berharganya diri mereka. Kasihan sekali mereka.
Sampai kutemui fakta fakta disekitarku, moral remaja begitu rusak. Seks bebas telah mewarnai di setiap sudut negara, setiap kota di negaraku. Jogjapun tak luput dari fenomena ini. Kota tempatku dilahirkan, kota tempatku dibesarkan, kota tempatku menuntut ilmu. Kota yang ku idam idamkan menjadi kota yang islami, kota yang menjadi titik tolak perjuangan islam, kota yang mampu mencetak intelektual muslim, kota yang mampu melahirkan para mujahid mujahidah. Ternyata itu hanya angan anganku saja. Semuanya jauh dari realita yang ada. Ternyata kota dambaanku ini menyimpan sejuta misteri. Dibalik kota pelajar dan kota budaya (ya begitulah konon orang orang menyebutnya) ternyata kota ini juga kota PSK (mohon maaf) Dan mengapa pelaku seks bebas mayoritas adalah PELAJAR dan MAHASISWA.
Valentine dianggap sebagai ‘hari raya’nya. Seolah olah negeri ini lebih banyak diisi perzinahan, pelacuran, kehamilan di luar nikah, aborsi, adiksi video porno, PMS dan HIV/AIDS. Na’udzubillah...
Ingatlah Rasullullah bersabda, “Jika telah merajalela zina dan riba di suatu negeri, maka sungguh mereka telah menghalalkan diri mereka untuk menerima azab Allah”(HR Al Hakim dalam al Mustadrak,II/37)
Apakah mereka lupa akan agamanya?? Tak sadarkah jika mereka punya ISLAM?? Aku harus menolong mereka, tapi apa yang harus aku lakukan? Ada yang mau berbagi solusi denganku? Atau kalian juga mempunyai perasaan yang sama denganku??
Kita bisa menolong mereka. Ayolah kawan. Janganlah jadi orang yang cuek, mereka butuh kita. Jika engkau tak pernah sedikitpun merasakan apa yang sekarang ini kurasakan. Cobalah menjadi orang yang lebih peka, peduli terhadap kondisi umat. Jangan pernah mengaku menjadi umat Muslim jika engkau tak pernah peduli dengan kondisi ini. Jika yang ada dalam pikiranmu hanyalah berfoya-foya, mencari kesenangan semata, mengejar prestasi dan prestasi saja, pragmatis, egois, apatis, apolitis, atau malah autis, terkungkung dalam masalah masalah individual saja, sibuk dengan masalah pribadinya. Berusaha menjadi aktivis hanya untuk sekedar eksis, biar organisasinya dikenal banyak orang, tak pernah siqoh dalam perjuangan untuk umat, apalagi ikhlas jika orientasinya hanyalah dunia, gerak menjadi pragmatis, hanya punya solusi parsial, tak bisa memberikan solusi untuk umat. Sungguh saya sakit melihat kondisi teman teman yang seperti ini. Apalagi jika terlontar sebuah kalimat “ah itukan mereka, yang penting kita tidak ikut ikutan”. Sungguh ketika kalimat senada masuk ke dalam telingaku ingin aku rasanya marah, ingin aku rasanya menangis. Tapi aku harus kembali sadar dengan hanya marah, sedih dan menangis tidak pernah akan menyelesaikan masalah.
“Siapa saja bangun dipagi hari dan perhatiannya kepada selain Allah, maka ia tidak berurusan dengan Allah. Dan barangsiapa yang bangun dan tidak memperhatikan urusan kaum muslimin, maka ia tidak termasuk golongan kaum muslimin” (HR Hakim dam Al Khatib dari Hudzaifah)
Mamang benar, umat muslim seperti buih dilautan, jumlahnya banyak namun mudah diombang ambing. Ya itulah penyakit kaum muslim jaman sekarang, cinta dunia, dan takut mati. But, Open your eyes friends, akankah kita akan ikut ikutan seperti itu. ISLAM terlalu indah untuk tidak diperjuangkan, terlalu sempurna untuk tidak kita jadikan pedoman dan ideologi kita, terlalu mulia untuk tidak kita tegakkan di bumi Allah ini. Hidup ini memeng penuh dengan perjuangan dan perjuangan ini adalah perjuangan untuk membangkitkan kondisi umat yang ada.
Maka mengapa engkau masih berdiam diri?? Kita harus bergerak, membangkitkan umat dengan ISLAM. Mencerdaskan dengan ISLAM, karena hanya dengan mengenal ISLAMlah umat akan bangkit dan mampu menciptakan sistem ISLAM yang kaffah. Yang tidak hanya menjadikan ISLAM setengah setengah. Tapi jadikanlah ISLAM itu sebagai sebuah MABDA’ atau ideologi kita, yang mampu menjawab semua permasalahan umat yang ada. Baik masalah manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan Allah (ibadah) maupun masalah manusia dengan sesamanya (muamalah).
Kita adalah pengemban dakwah yang siap untuk mempersembahkan syariah bagi peradaban. Sebagai seorang pembebas, sebagai cahaya. Kitalah hamba Allah yang akan berada di garda terdepan untuk mengantarkan umat kembali ke kemuliaan ISLAM. Karena kita bersahabat, kita bersaudara, kita saling menyayangi. Sungguh indahnya ukhuwah islamiyah yang akan menjadi kekuatan kita untuk terus berjuang. Never say never untuk perjuangan ini.(asti)
Continue reading Sahabat, Bukan Saatnya Lagi untuk Berdiam Diri !!

maaf

Maaf,..
aku seorang pencemburu,.

ak cemburu dengan si dia,.
dia yang kau utamakan,.
karenanya,.
kau meninggalkanku,.
meninggalkan kami,.

ad hak-hak yg harus kau tunaikan pada kami,..
lupakah kau??

maaf,..jika harus aku menyindirmu
karena kesibukanmu denganya,.
maaf
Continue reading maaf

16 Maret 2012

Saudaraku ingat -ingatlah nikmat itu

Melangkahlah terus di sini. Kita lanjutkan langkah-langkah dahulu dan kemarin, dengan terus menapaki jalan ini, tanpa berhenti. Renungkan perjalanan kita ini, sekarang disini. Ternyata Allah telah menuntun langkah dan hati kita sampai ke jalan ini. Bersentuhan dengan saudara-saudara di jalan dakwah. Bertemu dengan orang-orang yang setidaknya memiliki keinginan untuk lebih baik dan menata kehidupanya lebih dekat kepada Allah. Ingat-ingat bahwa mereka, saudara-saudara kita itu, adalah orang yang menginginkan kebaikan, ingin lebih baik, ingin lebih sholih, ingin menjadi orang yang lebih dekat dengan Allah. Ingin berjuang dengan umatnya, menginginkan kebaikan untuk masyarakatnya, dan umat manusia di dunia ini. Mereka bukanlah orang-orang yang telah mejadi baik, juga bukan orang yang sudah pasti baik dan shalih. Sebagaimana kita adalah orang-orang yang belum menjadi baik, apalagi pasti baik. Tapi ingin menjadi baik.
         Alhamdulillah kita berjumpa dengan orang-orang yang mempunyai kejauhan orientasi hidup, pandangan dan cita-citanya, melesat menembus dunia hingga akherat, pembicaraanya tak terlepas pada dinding pribadi, atau keluarga, tapi melesat dan merangkul semua saudara muslim, bahkan semua umat manusia di bumi ini. Kita dipermukan Allah di jalan bersama orang-orang yang menata langkahnya untuk memberikan kebaikan kepada banyak orang di bumi ini. Kita dihantarkan oleh Allah untuk berada diantara orang-orang yang mau berkorban untuk kebahagiaan saudaranya. Kita ditunjukkan oleh Allah utuk bergabung dengan kafilah dakwah, yang terdiri dari orang-orang yang ingin ketaatanya bertambah  kepada Allah. Saudara-saudara kita itu, bukan orang-orang yang berbicara dalam konteks kemakmuran dunia saja, lalu mengajak kita berfikir, berjibaku dan berkompetisi habis-habisan memperoleh kemakmuran dunia.
Sekarang berfikirlah sebaliknya,
Jika Allah tidak menuntun langkah dan hati kita untuk ada di sini. Jika kita tidak bersentuhan dengan saudara-saudara kita di jalan dakwah. Jika hingga sampai saat ini kita belum bertemu mereka, jika hati dan pikiran kita belum dimasuki berita-berita keimanan, keyakinan pada Allah, kepada Rosulullah SAW,kepada Islam sebagai pedoman langkah hidup kita. Jika sampai sekarang kita belum diarahkan Allah untuk berjumpa dengan orang yang kehidupanya lebih dekat kepada Allah. Bila kita sampai saat ini tidak bertemu dengan kumpulan orang yang mengajak kearah menata kehidupan di dunia dan akherat, tetapi hanya bertemu dengan orang yang berorientasi pada dunia semata. Jika kita tidak dipertemukan Allah dengan orang yang berkorban dan memberi untuk orang lain. Tapi hanya mau lebih banyak memikirkan diri sendiri dan keluarganya. Jika Allah belum menempatkan kita diantara orang yang memiliki kehendak untuk lebih taat pada Allah. Jika hidup kita selama ini hanya disibukkan dengan ragam kegiatan yang tidak bernuansa ketaatan, tidak banyak waktu yang diisi dengan membicarakan dan menata kehidupan masyarakat Islam. Jika kita tidak dipertemukan dengan kelompok orang yang serius menata dan menghendaki Izzahnya bangunan Islam di muka bumi ini.
                Apa yang terjadi pada diri kita dalam kondisi kenikmatan itu tidak ada? Inilah kita diantara limpahan kasih sayang Allah yang tak pernah ada habisnya. Ingat-ingatlah nikmat itu. Sebab Allah berfirman, jika kalian bersyukur sungguh akan kita tambah nikmat atas kalian. Dan jika kalian kufur sesungguhnya azabku sangat pedih....Ya Allah kokohkan kaki kami di atas jalanMu...
Continue reading Saudaraku ingat -ingatlah nikmat itu

11 Maret 2012

METODE PENELITIAN


A.    PENGERTIAN
1). METODE
·         Cara kerja
·         Cara yang teratur dan sistematis untuk pelaksanaan sesuatu

2). PENELITIAN
Proses menemukan kebenaran (jawaban)dari rumusan masalah dengan menggunakan metode ilmiah (sistematis, logis dan dapat dipertanggungjawabkan).

B.     REFERENSI
1. Sugiono. Metode Penelitian, Pendekatan Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung : Alfabeta 2009.
2. Suwito Ns. Eko Sufisme. Yogyakarta : STAIN Press. 2011
3. Suwito Ns. Transformasi Sosial, Kajian Epistemologis Pemikiran Ali Sariati. Yogyakarta : Stain Purwokerto press Unggul Religi. 2004.

C.     RUKUN PENELITIAN
a.      Masalah
Yaitu adanya kesenjangan antara harapan yang seharusnya/idealnya (das solen) dengan kenyataan/realitas (das sain).
Contohnya :
1.      Seharusnya, semua alumni prodi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) menguasai materi bahasa Arab dengan baik, namun pada kenyataannya ada beberapa alumni yang tidak menguasai materi.
2.      Seharusnya alumni STAIN bisa Baca Tulis Al Qur’an (BTA), ternyata 50% ada yang tidak bisa
3.      Seharusnya alumni MTs memiliki kemampuan Bahasa Arab yang lebih mumpuni, ternyata sama saja dengan alumni sekolah menengah lainnya.
4.      Seharusnya mahasiswa Prodi Bahasa Arab (PBA) bisa menggunakan bahasa Arab dengan benar, namun tidak semua mahasiswa bisa.
5.      Seharusnya alumni PBA mengajar bahasa Arab, tapi pada kenyataannya beberapa dari mereka ada yang mengajar mata pelajaran lain.

b.      Rumusan Masalah
Ø  Rumusan masalah bentuknya pertanyaan untuk memandu dalam pembuatan judul.
Ø  Rumusan masalah itu menggunakan 5W (What, Why, Who, Where, When)  + 1H (How).
Ø  Rumusan masalah sebagai penentu : Judul, Variabel dan Referensi yang dipakai, missal :
a.      Judul
“Pengaruh Kompetensi Mengajar Guru Bahasa Arab Dengan Metode Pembelajarannya di SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga”
b.      Variable
Kompetensi, guru, pengaruh kompetensi
c.       Referensi
·         Buku Ilmu Pendidikan Islam, Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah, Keluarga dan Masyarakat. Karya Moh. Roqib, M.Ag. Terbitan LKIS Yogyakarta tahun 2009.
·         Buku Kepribadian Guru karya Moh. Roqib, M.Ag. dan Nurfuadi, M.Pd.I. Terbitan LKIS Yogyakarta tahun 2008.

c.       Kerangka Teori
Sebagai acuan penelitian dan alat analisis (pisau bedah). Teori yaitu seperangkat konsep-konsep, definisi-definisi, proposisi yang tersusun sistematis untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. Dari teori akan menjabarkan indicator variable penelitian. Inkan dikator digunakan untuk membuat instrument/alat pengumpul data.
Misalnya :
Variabel
Indikator
Padi
Kuning, berisi, merunduk
Respon
Cepat menjawab
Taqwa
Percaya kepada yang gaib, sabar, suka berinfak, menahan amarah, pemaaf, tidur malam lebih sedikit, mengerjakan salat malam.

d.      Mengumpulkan hipootesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan sementara. Misal : ada pengaruh yang signifikan (bermakna) perhatian orang tua terhadap prestasi pata pelajaran PAI siswa SDN 2 Gunung Wuled. Perlu diketahui bahwa penelitian kualitatif boleh tidak ada hipotesis.

e.       Membuktikan hpotesis
Pembuktian hipoteis dilakukan dengan menjawab rumusan masalah. Hipotesis dilakukan dengan metode penelitian. Dalam penelitian kepustakaan, subyek penelitian diganti dengan sumber primer dan sumber sekunder.
Missal dalam judul penelitian, “Perkembangan moral dalam prespektif islam”. Sumber primer berupa Al Qur’an dan Al Hadits.

f.       Teknik sumling
Teknik mendapatkan sample, dengan menyederhnakan obyek. Kisaran 10-15% jadi jika dari 450 anak menjadi: 15% x 450 = 67,5 (68 orang). Adapun caranya dengan :
1. Acak murni (Pure random)
Dianalogikan seperti orang arisan, dalam artian tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan.
2. Acak dengan keterwakilan (purpose random)
Misalkan dari pihak perempuan diwakili lima orang, maka dari pihak laki-laki juga lima orang.
3. Snow boling (bola salju)
Ini dilakukan dengan menemui orang yang utama dan terpandang dalam suatu daerah, jika penelitian di lapangan. Ada rekomendasi beruntut untuk mendapatkan data yang biasanya dari satu orang ke orang lain, membuat jaringan berdasarkan criteria.

g.      Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan :
1.      Wawancara, yaitu tanya jawab dengan nara sumber, ini membutuhkan pedoman wawancara.
2.      Angket berupa pilihan-pilihan dari pertanyaan yang diajukan.
3.      Observasi, yaitu pengamatan yang membutuhkan lembar observasi.
4.      Dokumentasi, bisa dilakukan terlibat dengan hidup mereka.
5.      Tes, membutuhkan soal.
6.      Skala sikap, membutuhkan instrument.
7.      Focus Group Discusion (FGD)

h.      Metode analisis data
Analisis data dilakukan dengan metode kuantitatif dan kualitatif.
1.      Kuantitatif
Mengutamakan statistic dilakukan dengan,
Ø           Deduksi           :Misalkan, Dalam Al Qur’an disebutkan bahwa semua permpuan yang sudah baligh wajib menutup aurat, maka yang difokuskan pada bagaimana aplikasi di lapangan.
Ø           Indksi               : Pengambilan kesimpulan berdasarkan data lapangan. Misal untuk mengambil kesimpulan bahwa seorang mahasiswa itu “pintar” maka dilihat IPK dari sekian mahasiswa.
Ø           Komparasi        : Bisa dilakukan dengan melihat kesimpulan-kesimpulan dari beberapa fakta yang kemudian dibandingkan.
2.      Kualitatif
Biasanya dilakukan dengan observasi dan wawancara. Adapun data berupa pernyataan hasil wawancara maupun observasi. Adapun langkah yang dilakukan biasa disebut dengan “Triangulasi” yang meliputi:
a.       Reduksi data, yaitu mengurangi data, terkait penting dan tidaknya, sehingga jika tidak penting bisa dihilangkan.
b.      Display, yaitu ditata, dipajang. Misalkan dalam penelitian tentang pemakaian jam, maka dicari beberapa orang untuk menjelaskan filosofi memakainya, teknik memakai jam, prinsip penggunaan jam, dll.
c.       Konklusi, yaitu menarik kesimpulan.

D. PROPOSAL PENELITIAN
Proposal penelitian bisa berupa penelitian untuk SKRIPSI. Ini meliputi:
“Judul”
A.    Latar belakang
B.     Definisi operasional (menjelaskan judul)
C.    Rumusan masalah
D.    Tujuan penelitian
E.     Manfaat penelitian
F.     Kajian pustaka
G.    Metode penelitian
H.    Sistematika penelitian
I.       Outline penelitian
Daftar pustaka
Contoh :
PEMBENTUKAN KEMAMPUAN BAHASA ARAB PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) AL MANSUROH
REMBANG - PURBALINGGA
A.    Latar belakang masalah
“Cintailah bahasa Arab karena tiga hal: Aku adalah Orang Arab, Al-Qur’an berbahasa Arab, dan bahasa ahli surga adalah bahasa Arab.” ( HR. Muslim dari Ibnu ‘Abbas ) ( Acep Hermawan, 2011: 80 ). Sebagaimana yang telah diketahui bersama bahwa, Agama Islam adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang dihimpun menjadi kitab Al-Qur’an dan berbahasa Arab. Sehingga sumber pokok Agama Islam adalah Al-Qur’an dan Hadist yang keduanya berbahasa Arab.
Dalam perkembangannya, Al-Qur’an menggunakan bahasa Arab asli. Sejak masa sebelum hijriyah sampai Nabi hijrah ke Madinah. Bahkan sampai sekarang Al-Qur’an masih menggunakan bahasa Arab asli. Dengan adanya Al-Qur’an terjemah dan tafsir Al-Qur’an membuktikan bahwa Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab asli. Dengan kata lain, tidak ada Al-Qur’an selain dengan bahasa Arab. Sehingga dengan belajar bahasa Arab, berarti umat Islam mendalami Agama Islam dari sumber aslinya.
Menurut Nurcholis Madjid, dalam bukunya Azhar Arsyad mengatakan bahwa makna dan nilai dari Al-Qur’an pada hakekatnya adalah universal. Sehingga seorang pengguna bahasa bisa membatasi atau merubah (dalam arti bertambah dan berkurang)nya. Maka penggunaan bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur’an pun sesungguhnya lebih banyak menyampaikan masalah teknis penyampaian pesan dari pada masalah nilai. Penggunaan bahasa Arab untuk Al-Qur’an adalah wujud khusus dari ketentuan umum bahwa Allah tidak mengutus seorang Rosul pun kecuali dengan bahasa kaumnya, (Q.S. Ibrohim: 4) yaitu masyarakat yang menjadi audience langsung seruan Rosul itu dalam menjalankan misi sucinya. ( Azhar Arsyad, 2010 : hal. xix ).  Jadi wahyu Allah itu menggunakan bahasa Arab sebagai mediumnya, karena Nabi Muhammad adalah seorang Arab, namun kitab suci yang mengandung wahyu itu tetap merupakan petunjuk dan obat bagi mereka yang beriman, terlepas dari bahasa yang digunakan di dalamnya.
Dipihak lain juga terdapat kejelasan bahwa penggunaan bahasa Arab untuk bahasa Al Qur’an itu mengandung nilai lain tidak hanya sekedar nilai teknis penyampaian pesan. Penggunaan bahasa Arab untuk Al Qur’an itu terkait erat dengan konsep dan pandangan bahwa Al Qur’an adalah sebuah mukjizat yang tidak bisa ditiru oleh manusia.
Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa mayor di dunia. Bahasa ini digunakan secara resmi kurang lebih 20 negara (http :// Metode.Com / Bahasa Arab dan Pembelajarannya ). Selain umat Islam bangsa Arab dan sekitarnya yang mempelajari bahasa Arab, bangsa Barat seperti Perguruan Tinggi Katolik dan Kristen juga mempelajarinya. Sehingga mereka menjadikan bahasa Arab sebagai salah satu mata kuliah di Universitas tersebut. Sedangkan menurut Ahmad bin Muhammad Dibyan pengguna bahasa Arab berjumlah lebih dari 200 juta orang. (Ahmad Muhtadi Anshor, 2009: Hal.3). Mereka menempati beberapa kawasan baik di Asia maupun di Afrika. Di samping itu, bahasa Arab juga menjadi salah satu bahasa resmi di forum-forum internasional semisal PBB (Perserikatan Bangsa–Bangsa). Demikian pula di Indonesia, bahasa Arab juga dijadikan mata pelajaran di dalam lembaga pendidikan, khususnya lembaga-lembaga sekolah yang notabenya Islam.
Fungsi bahasa Arab di Indonesia sama seperti bahasa asing lainnya, antara lain sebagai alat komunikasi antar bangsa, media pemanfaatan ilmu dan teknologi, sarana memperkaya hazanah perbendaharaan kata, serta sebagai sarana pendalaman ilmu keagamaan dan pengamalan syariat Islam.
Sejauh ini, masyarakat Indonesia masih kurang berminat mempelajari bahasa Arab dibanding bahasa-bahasa yang lain. Hal ini Karena pada umumnya bahasa Arab tidak menggema dalam kehidupan sehari-hari. untuk itu perlu adanya suasana yang dapat menumbuhkan minat siswa dalam belajar bahasa Arab. Salah satu caranya dengan pembentukan kemampuan bahasa Arab pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai landasan dasar sebelum menempuh pendidikan selanjutnya, terutama di Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs). Madrasah Aliyah (MA) maupun di Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI).
Bahasa Arab merupakan salah satu mata pelajaran yang membutuhkan kemampuan guru dalam mengelola kelas, terutama kemampuan guru dalam memanfaatkan media yang bisa menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan sehingga dapat menarik minat dan mengaktifkan siswa untuk mengikuti pelajaran baik secara mandiri ataupun kelompok.
Sedangkan alasan penulis memilih objek penelitian  di PAUD Al Mansuroh Purbalingga dikarenakan PAUD ini lebih banyak menyajikan materi terkait keagamaan, khususnya bahasa Arab dibanding PAUD yang lain. Serta pemikiran penulis yang menganggap bahwa PAUD merupakan salah satu lembaga pendidikan mendasar bagi siswa yang pada akhirnya menentukan proses belajar selanjutnya terutma di lembaga pendidikan islam pada umumnya dan pendidikan bahasa Arab pada khususnya. 
Demikian pemaparan latarbelakang yang melandasi penulis meneliti tentang metode gambar di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Al Mansuroh Purbalingga.


B.     Definisi Oprasional
Untuk menghindari pemahaman yang tidak sesuai dengan penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah yang digunakan, sebagai berikut :
1.      Pembentukan kemampuan berbahasa Arab
Pembentukan menunjuk pada suatu proses membentuk suatu struktur dengan suatu komposisi tertentu. (F.J. Monk, 2001: 1) Sedangkan pembentukan kemampuan berbahasa adalah usaha untuk membentuk kemampuan (potensi) bahasa yang diperoleh dari perolehan bahasa melalui interaksi dengan lingkungan. Pengertian kemampuan berbahasa mencangkup berbagai hal, diantaranya : kemampuan mendengar, kemampuan berbicara, kemampuan membaca dan kemampuan menulis bahasa Arab.
Perlu diketahui bahwa pembentukan kemampuan bahasa Arab yang peneliti teliti adalah pembentukan kemampuan bahasa Arab yang melipati empat kemampuan tersebut diatas pada PAUD Al Mansuroh di Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga.

2.      Anak usia pra sekolah
Anak usia pra sekolah adalah mereka yang berusia 3-6 tahun. Mereka biasanya mengikuti program pra sekolah. Seperti di Indonesia, umumnya mereka mengikuti program penitipan anak (3-5 tahun) dan kelompok bermain (3 tahun), sedang pada usia 4-6 tahun biasanya mereka mengikuti program TK (Soemarti Patmonodewo, 2003: 19)
Anak usia pra sekolah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah anak usia 3-6 tahun di PAUD Al Mansuroh Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga.

3.      PAUD Al Mansuroh
Adalah lembaga pendidikan formal dibawah yayasan Al Mansuroh di kecamatan Rembang kabupaten Purbalingga. Merupakan satu-satunya lembaga pendidikan yang lebih mengedepankan materi-materi keagamaan, terutama bahasa Arab sebagai bahasa pokok untuk mempelajari dan memehami ajaran islam.

C.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah peneliti utarakan, maka rumusan masalahnya adalah, “Bagaimana kemampuan berbahasa Arab pada anak usia pra sekolah di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Al Mansuroh Rembang Purbalingga?”



D.    Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian skripsi ini adalah memperoleh gambaran yang detail tentang pembentukan kemampuan mendengar, kemampuan berbicara, kemampuan membaca dan kemampuan menulis bahasa Arab, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan ealuasi di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Al Mansuroh Rembang Purbalingga.

E.     Manfaat Penelitian
Penelitian ini sebagai bahan evaluasi bagi PAUD Al Mansuroh di kecamatan Rembang, kabupaten Purbalingga agar lebih meningkatkan dan mengembangkan pembelajaran bahasa Arab, terutama empat kemampuan dasarnya, yaitu : kemampuan mendengar, kemampuan berbicara, kemampuan membaca dan kemampuan menulis.

F.      Kajian Pustaka
Penelitian yang mengambil objek pendidikan pra sekolah khususnya dalam pendidikan bahasa Arab sudah banyak dilakukan. Beberapa karya yang terkait dengan kajian ini diantaranya adalah Soemantri Patmonodewo, dengan judul “Pendidikan Anak Prasekolah” yang mengkaji apa dan bagaimana pendidikan prasekolah mengungkapkan, menceritakan berbagai tokoh pendidikan prasekolah, teori-teori yang melandasinya, beberapa alternatif pendidikan anak prasekolah, kurikulum dan penilaian dalam program pendidikan prasekolah, serta permasalahan perencanaan dan organisasi lingkungan. Intinya, semua yang ada pada diri anak secara maksimal.
Adapun skripsi yang mengambil objek pendidikan usia prasekolah khususnya pendidikan bahasa Arab, antara lain Nurohman. Dalam penelitiannya tentang bagaimana pengenalan bahasa kepada anak pemula (anak usia prasekolah), fungsi utama bahasa Arab yaitu membentuk kecerdasan, keterampilan dan rasa bahasa. Anak pemula mampu belajar bahasa Arab apabila lingkungan sekitarnya mengembangkan kemampuan berbahasa, yaitu kemampuan berbicara, kemampuan mengeja, kemampuan membaca can kemampuan menulis. Metode yang digunakan Psycological method yaitu sebuah metode yang mendasarkan atas visualisasi, mental dan asosiasi pikiran.
Umar Faozi, menjelaskan tentang pembentukan kemampuan berbahasa yang telah dimiliki oleh manusia dari sejak lahir. Anak usia prasekolah (4-6 tahun) mempunyai kemampuan untuk mengenal bahasa asing termasuk bahasa Arab. Metode yang digunakan adalah metode bermain, ceramah dan pembiasaan. Tujuan metode ini adalah untuk mengenalkan bahasa Arab sejak dini dan menumbuhkan kecintaan kepada bahasa Arab.
Dari beberapa  skripsi diatas terdapat perbedaan yang mendasari penelitiannya. Nurohman membahas bagaimana mengenalkan bahasa, fungsi lingkungan dan psychological method. Sedangkan Umar Faozi menekankan pada pembentukan kemampuan berbhasa, metode bermain, ceramah dan pembiasaan serta tujuannya. Sedangkan skripsi yang peneliti susun ini membahas tentang bagaimana pembentukan kemampuan berbahasa Arab pada anak usia prasekolah di PAUD Al Insiroh di kecamatan Rembang, kabupaten Purbalingga, serta faktor pendukung dan hambatannya. Jadi pokok bahasannya jelas berbeda dengan penelitian-penelitian diatas dan skripsi ini belum pernah diteliti sebelumnya.

G.    Metode Penelitian
1.      Jenis penelitian
Jenis penelitin yang peneliti gunakan dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan (rice field) yang pengumpulan datanya dilakukan secara langsung dari lokasi penelitian.

2.      Lokasi penelitian
Penelitin ini dilaksanakan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Al Mansuroh kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga.

3.      Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan sejak tanggal 1 Oktober 2011 sampai 8 Desember 2011.

4.      Subjek dan objek penelitian
Obyek yangditeliti dalam skripsi ini adalah pembentukan kemampuan bahasa Arab pada anak usia prasekolah di PAUD Al Mansuroh kecamatan Rembang, kabupaten Purbalingga. Sedangkan subyek penelitiannya adalah:
a.       Siswa PAUD Al Mansuroh
Merupakan pihak yang mendukung ketika peneliti melakukan observasi dalam melengkapi data terkait pembelajaran bahasa Arab.
b.      Ustad dan Ustadzah
Merupakan pihak yang berkaitan langsung dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab di PAUD Al Mansuroh. Dari mereka diperoleh data mengenai seluruh kegiatan yang berkaitan dengan bahasa Arab khususnya.
c.       Ketua Yayasan Al Mansuroh
Dari ketua yayasan inilah diperoleh informasi secara akurt mengenai gambaran umum PAUD Al Mansuroh di kecamatan Rembang, kabupaten Purbalingga. Adapun data yang peneliti dapatkan berupa : sejarah dan latar belakang berdirinya PAUD, letak dan keadaan geografis, struktur organisasi pengurus yayasan dan PAUD, keadaan ustad/ustadzah, keadaan santri, fasilitas yang digunakan dan seluruh kegiatan yang mendukung segala aktifitas pembelajaran di PAUD Al Mansuroh.

5.      Teknik sampling
Sumber data siswa terdiri dari 200 orang, diambil sample 10%, sejumlah 20 orang. Teknik pengambilan samplenya dengan menggunakan acak murni (pure random)

6.      Metode pengumpulan data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan, peneliti menggunakan beberapa metode, sebagai berikut:
a.       Observasi
Adalah sebuah cara untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan perencanaan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran (Sudiyono, 2000: 76).
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan pembentukan kemampuan berbahasa Arab, meliputi kemampuan mendengar, kemampuan berbicara, kemampuan membaca dan kemampuan menulis pada anak prasekolah di PAUD Al Mansuroh kecamatan Rembang, kabupaten Purbalingga.

b.      Wawancara
Adalah sebuah dialog yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Sudijono, 2000: 76).
Metode ini peniliti gunakan sebagai upaya untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan kemampuan berbahasa Arab ditas.

c.       Dokumentasi
Yaitu menyelidiki benda-benda tertulis seperti: buku-buku, majalah dokumen peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan rapor prestasi siswa (Suharsimi Arikunto, 1993: 145).
Metode ini peneliti gunakan untuk mendukung informasi yang telah diperoleh dari metode observasi maupun wawancara yang telah dilakukan.

7.      Metode analisis data
Dalam hal ini, peneliti menganalisis dengan metode triangulasi data. Teknik triangulasi lebih mengutamakan efektivitas proses dan hasil yang digunakan (Burhan Bugin, 2006: 191). Pertama, ketelitian dalam mendeskripsikan data secara apa adanya yang sebelumnya dilakukan reduksi data yaitu proses seleksi data yang diartikan sebagai proses pemilihan, perumusan penelitian, penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dalam catatan tertulis di laporan. Kedua, melakukan kategorisasi secara kuat sesuai tujuan yang telah dirumuskan. Ketiga, melalui analisis konseptualisasi dengan bantuan teori yang telah ada.
Proses analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan menelaah seluruh data yang dikumpulkan, baik yang diperoleh melalui observasi, interview, maupun dokumenntasi, baru kemudian disimpulkan.


Daftar Pustaka

Acep Hermawan. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muhtadi, Ahmad Ansor. 2009.Pengajaran Bahasa Arab dan Media, Metodenya. Yogyakarta: Teras.
Http://Metode.Multiply.com/jurnal/item/Metode Pembeljaran Mufrodat.
Azhar Arsyad, 2010. Bahasa Arab dan Metode Pembelajarannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Http://metode.com/Bahasa Arab dan Pembelajarannya
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Continue reading METODE PENELITIAN