29 Agustus 2011

, , ,

Berhikmah dari "Sholat"

Berkaca.....
Harusnya masih teringat jelas diingatan kita bagaimana getolnya orang tua yang menyuruhan anaknya untuk melaksanakan sholat. Sebanarnya jika kita menyadari itu sejak dahulu kala, hikmah akan didikan orang tua membelajarkan sholat, akan sangat memberikan efek bagi kita dalam berproses memperdalam ajaran agama Islam.
Teringat bagaimana ibu/ayah menyingkap selimut tebal ditengah dinginnya pagi, untuk apa.....meminta agar si anak bangun dan mengambil air wudhu untuk segera menunaikan sholat subuh,
Teringat siang hari dengan terik dan sengatan panas matahari, dimana saat itu kita berlari-lari pulang dari sekolah menuju kerumah, melempar sepatu kesudut pintu, melepas tas begitu saja, dan segera ingin melepaskan kesumpekan belajar dengan nonton TV atau bermain, tib-tiba ada yang berkata, "nak sholat dhuhurlah dulu..." setelah itu kamu bebas akan beristirahat atau bermain, atau
teringat pula ditengah asyiknya bermain bersama teman-teman, terdengar panggilan...."nak sudah sore, pulang dulu mainnya dilanjutkan nanti lagi atau besok siang, sekarang mandi dan sholat ashar dulu...." atau
teringat pula diwaktu sore dengan keasyikan dunia anak-anak, tak akan berhenti suara itu mengingatkan, "ayo pulang sudah jelang magrib, segera sholat magrib setelah itu mengaji".
pun ketika malam hari, kantuk yang mulai menghinggap, ada suara yang mengingatkan, "nak sholat isya dulu baru belajar"

Apakah kisah ini ada dalam kehidupanmu dahulu?

"episode Merapi 28 januari, kala senja beranjak petang"
Betapa indahnya kita diajarkan sholat sejak kita kecil, tapi mungkin sedikit sekali kita menikmati dan mensyukurinya sebagai bagian dari anugerah penjagaan Allah terhadap hambanya...
Belajar dari seorang nenek, ada secercah rasa iba yang muncul. Ketika kupinta ia untuk membaca doa iftitah, ternyata si nenek tak kuasa dan tak bisa. Namun tak ada sikap menyerah yang ia tunjukkan, bahkan dibalik itu ada rasa optimisme yang muncul melalui pancaran mata dan raut wajahnya yang sudah beranjak senja. Ia terus mencoba untuk bisa tau bagaimana sholat yang baik yang bisa diterima oleh Gusti Allah.
Melihat senyum ompongnya, membuatku untuk tetap bersemangat pula mengajarinya. Memang, harus bersabar dengannya, baru saja ku ajarkan dan ku minta untuk mengulanginya secara pelahan, si nenek sudah lupa, dan memintaku untuk mengulanginya kembali. Tak cukup hanya hitungan jari belajar untuk mengulangi 1 ayat yang sama......allohuakbar
tatapan dan anggukannya meski tampak lucu, itulah wujud apresiasinya untuk terus belajar
Continue reading Berhikmah dari "Sholat"