A. PENGERTIAN
1). METODE
· Cara kerja
· Cara yang teratur dan sistematis untuk pelaksanaan sesuatu
2). PENELITIAN
Proses
menemukan kebenaran (jawaban)dari rumusan masalah dengan menggunakan
metode ilmiah (sistematis, logis dan dapat dipertanggungjawabkan).
B. REFERENSI
1. Sugiono. Metode Penelitian, Pendekatan Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung : Alfabeta 2009.
2. Suwito Ns. Eko Sufisme. Yogyakarta : STAIN Press. 2011
3.
Suwito Ns. Transformasi Sosial, Kajian Epistemologis Pemikiran Ali
Sariati. Yogyakarta : Stain Purwokerto press Unggul Religi. 2004.
C. RUKUN PENELITIAN
a. Masalah
Yaitu adanya kesenjangan antara harapan yang seharusnya/idealnya (das solen) dengan kenyataan/realitas (das sain).
Contohnya :
1. Seharusnya,
semua alumni prodi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) menguasai materi bahasa
Arab dengan baik, namun pada kenyataannya ada beberapa alumni yang
tidak menguasai materi.
2. Seharusnya alumni STAIN bisa Baca Tulis Al Qur’an (BTA), ternyata 50% ada yang tidak bisa
3. Seharusnya
alumni MTs memiliki kemampuan Bahasa Arab yang lebih mumpuni, ternyata
sama saja dengan alumni sekolah menengah lainnya.
4. Seharusnya mahasiswa Prodi Bahasa Arab (PBA) bisa menggunakan bahasa Arab dengan benar, namun tidak semua mahasiswa bisa.
5. Seharusnya alumni PBA mengajar bahasa Arab, tapi pada kenyataannya beberapa dari mereka ada yang mengajar mata pelajaran lain.
b. Rumusan Masalah
Ø Rumusan masalah bentuknya pertanyaan untuk memandu dalam pembuatan judul.
Ø Rumusan masalah itu menggunakan 5W (What, Why, Who, Where, When) + 1H (How).
Ø Rumusan masalah sebagai penentu : Judul, Variabel dan Referensi yang dipakai, missal :
a. Judul
“Pengaruh Kompetensi Mengajar Guru Bahasa Arab Dengan Metode Pembelajarannya di SMA Negeri 1 Rembang Purbalingga”
b. Variable
Kompetensi, guru, pengaruh kompetensi
c. Referensi
· Buku
Ilmu Pendidikan Islam, Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah,
Keluarga dan Masyarakat. Karya Moh. Roqib, M.Ag. Terbitan LKIS
Yogyakarta tahun 2009.
· Buku Kepribadian Guru karya Moh. Roqib, M.Ag. dan Nurfuadi, M.Pd.I. Terbitan LKIS Yogyakarta tahun 2008.
c. Kerangka Teori
Sebagai
acuan penelitian dan alat analisis (pisau bedah). Teori yaitu
seperangkat konsep-konsep, definisi-definisi, proposisi yang tersusun
sistematis untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. Dari teori akan
menjabarkan indicator variable penelitian. Inkan dikator digunakan untuk
membuat instrument/alat pengumpul data.
Misalnya :
Variabel
|
Indikator
|
Padi
|
Kuning, berisi, merunduk
|
Respon
|
Cepat menjawab
|
Taqwa
|
Percaya kepada yang gaib, sabar, suka berinfak, menahan amarah, pemaaf, tidur malam lebih sedikit, mengerjakan salat malam.
|
d. Mengumpulkan hipootesis
Hipotesis
adalah jawaban sementara atau dugaan sementara. Misal : ada pengaruh
yang signifikan (bermakna) perhatian orang tua terhadap prestasi pata
pelajaran PAI siswa SDN 2 Gunung Wuled. Perlu diketahui bahwa penelitian
kualitatif boleh tidak ada hipotesis.
e. Membuktikan hpotesis
Pembuktian
hipoteis dilakukan dengan menjawab rumusan masalah. Hipotesis dilakukan
dengan metode penelitian. Dalam penelitian kepustakaan, subyek
penelitian diganti dengan sumber primer dan sumber sekunder.
Missal dalam judul penelitian, “Perkembangan moral dalam prespektif islam”. Sumber primer berupa Al Qur’an dan Al Hadits.
f. Teknik sumling
Teknik
mendapatkan sample, dengan menyederhnakan obyek. Kisaran 10-15% jadi
jika dari 450 anak menjadi: 15% x 450 = 67,5 (68 orang). Adapun caranya
dengan :
1. Acak murni (Pure random)
Dianalogikan seperti orang arisan, dalam artian tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan.
2. Acak dengan keterwakilan (purpose random)
Misalkan dari pihak perempuan diwakili lima orang, maka dari pihak laki-laki juga lima orang.
3. Snow boling (bola salju)
Ini
dilakukan dengan menemui orang yang utama dan terpandang dalam suatu
daerah, jika penelitian di lapangan. Ada rekomendasi beruntut untuk
mendapatkan data yang biasanya dari satu orang ke orang lain, membuat
jaringan berdasarkan criteria.
g. Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan :
1. Wawancara, yaitu tanya jawab dengan nara sumber, ini membutuhkan pedoman wawancara.
2. Angket berupa pilihan-pilihan dari pertanyaan yang diajukan.
3. Observasi, yaitu pengamatan yang membutuhkan lembar observasi.
4. Dokumentasi, bisa dilakukan terlibat dengan hidup mereka.
5. Tes, membutuhkan soal.
6. Skala sikap, membutuhkan instrument.
7. Focus Group Discusion (FGD)
h. Metode analisis data
Analisis data dilakukan dengan metode kuantitatif dan kualitatif.
1. Kuantitatif
Mengutamakan statistic dilakukan dengan,
Ø Deduksi :Misalkan,
Dalam Al Qur’an disebutkan bahwa semua permpuan yang sudah baligh wajib
menutup aurat, maka yang difokuskan pada bagaimana aplikasi di
lapangan.
Ø Indksi :
Pengambilan kesimpulan berdasarkan data lapangan. Misal untuk mengambil
kesimpulan bahwa seorang mahasiswa itu “pintar” maka dilihat IPK dari
sekian mahasiswa.
Ø Komparasi : Bisa dilakukan dengan melihat kesimpulan-kesimpulan dari beberapa fakta yang kemudian dibandingkan.
2. Kualitatif
Biasanya
dilakukan dengan observasi dan wawancara. Adapun data berupa pernyataan
hasil wawancara maupun observasi. Adapun langkah yang dilakukan biasa
disebut dengan “Triangulasi” yang meliputi:
a. Reduksi data, yaitu mengurangi data, terkait penting dan tidaknya, sehingga jika tidak penting bisa dihilangkan.
b. Display,
yaitu ditata, dipajang. Misalkan dalam penelitian tentang pemakaian
jam, maka dicari beberapa orang untuk menjelaskan filosofi memakainya,
teknik memakai jam, prinsip penggunaan jam, dll.
c. Konklusi, yaitu menarik kesimpulan.
D. PROPOSAL PENELITIAN
Proposal penelitian bisa berupa penelitian untuk SKRIPSI. Ini meliputi:
“Judul”
A. Latar belakang
B. Definisi operasional (menjelaskan judul)
C. Rumusan masalah
D. Tujuan penelitian
E. Manfaat penelitian
F. Kajian pustaka
G. Metode penelitian
H. Sistematika penelitian
I. Outline penelitian
Daftar pustaka
Contoh :
PEMBENTUKAN KEMAMPUAN BAHASA ARAB PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) AL MANSUROH
REMBANG - PURBALINGGA
A. Latar belakang masalah
“Cintailah
bahasa Arab karena tiga hal: Aku adalah Orang Arab, Al-Qur’an berbahasa
Arab, dan bahasa ahli surga adalah bahasa Arab.” ( HR. Muslim dari Ibnu
‘Abbas ) ( Acep Hermawan, 2011: 80 ). Sebagaimana yang telah
diketahui bersama bahwa, Agama Islam adalah wahyu yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW, yang dihimpun menjadi kitab Al-Qur’an dan
berbahasa Arab. Sehingga sumber pokok Agama Islam adalah Al-Qur’an dan
Hadist yang keduanya berbahasa Arab.
Dalam perkembangannya, Al-Qur’an menggunakan bahasa Arab asli. Sejak masa sebelum hijriyah sampai Nabi hijrah ke Madinah. Bahkan sampai sekarang Al-Qur’an masih menggunakan bahasa Arab asli. Dengan adanya Al-Qur’an terjemah dan tafsir Al-Qur’an membuktikan bahwa Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab asli. Dengan kata lain, tidak ada Al-Qur’an
selain dengan bahasa Arab. Sehingga dengan belajar bahasa Arab, berarti
umat Islam mendalami Agama Islam dari sumber aslinya.
Menurut Nurcholis Madjid, dalam bukunya Azhar Arsyad mengatakan bahwa makna dan nilai dari Al-Qur’an
pada hakekatnya adalah universal. Sehingga seorang pengguna bahasa bisa
membatasi atau merubah (dalam arti bertambah dan berkurang)nya. Maka
penggunaan bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur’an pun sesungguhnya lebih
banyak menyampaikan masalah teknis penyampaian pesan dari pada masalah
nilai. Penggunaan bahasa Arab untuk Al-Qur’an adalah wujud khusus dari
ketentuan umum bahwa Allah tidak mengutus seorang Rosul pun kecuali
dengan bahasa kaumnya, (Q.S. Ibrohim: 4) yaitu masyarakat yang menjadi audience langsung seruan Rosul itu dalam menjalankan misi sucinya. ( Azhar Arsyad, 2010 : hal. xix ). Jadi
wahyu Allah itu menggunakan bahasa Arab sebagai mediumnya, karena Nabi
Muhammad adalah seorang Arab, namun kitab suci yang mengandung wahyu itu
tetap merupakan petunjuk dan obat bagi mereka yang beriman, terlepas
dari bahasa yang digunakan di dalamnya.
Dipihak
lain juga terdapat kejelasan bahwa penggunaan bahasa Arab untuk bahasa
Al Qur’an itu mengandung nilai lain tidak hanya sekedar nilai teknis
penyampaian pesan. Penggunaan bahasa Arab untuk Al Qur’an itu terkait
erat dengan konsep dan pandangan bahwa Al Qur’an adalah sebuah mukjizat
yang tidak bisa ditiru oleh manusia.
Bahasa
Arab merupakan salah satu bahasa mayor di dunia. Bahasa ini digunakan
secara resmi kurang lebih 20 negara (http :// Metode.Com / Bahasa Arab
dan Pembelajarannya ). Selain
umat Islam bangsa Arab dan sekitarnya yang mempelajari bahasa Arab,
bangsa Barat seperti Perguruan Tinggi Katolik dan Kristen juga
mempelajarinya. Sehingga mereka menjadikan bahasa Arab sebagai salah
satu mata kuliah di Universitas tersebut. Sedangkan menurut Ahmad bin Muhammad Dibyan pengguna bahasa Arab berjumlah lebih dari 200 juta orang. (Ahmad Muhtadi Anshor, 2009: Hal.3). Mereka menempati beberapa kawasan baik di Asia
maupun di Afrika. Di samping itu, bahasa Arab juga menjadi salah satu
bahasa resmi di forum-forum internasional semisal PBB (Perserikatan
Bangsa–Bangsa). Demikian pula di Indonesia, bahasa Arab juga dijadikan
mata pelajaran di dalam lembaga pendidikan, khususnya lembaga-lembaga
sekolah yang notabenya Islam.
Fungsi
bahasa Arab di Indonesia sama seperti bahasa asing lainnya, antara lain
sebagai alat komunikasi antar bangsa, media pemanfaatan ilmu dan
teknologi, sarana memperkaya hazanah perbendaharaan kata, serta sebagai
sarana pendalaman ilmu keagamaan dan pengamalan syariat Islam.
Sejauh ini, masyarakat Indonesia masih kurang berminat mempelajari bahasa Arab dibanding bahasa-bahasa yang lain.
Hal ini Karena pada umumnya bahasa Arab tidak menggema dalam kehidupan
sehari-hari. untuk itu perlu adanya suasana yang dapat menumbuhkan minat
siswa dalam belajar bahasa Arab. Salah satu caranya dengan pembentukan
kemampuan bahasa Arab pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai
landasan dasar sebelum menempuh pendidikan selanjutnya, terutama di
Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs). Madrasah Aliyah
(MA) maupun di Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI).
Bahasa
Arab merupakan salah satu mata pelajaran yang membutuhkan kemampuan
guru dalam mengelola kelas, terutama kemampuan guru dalam memanfaatkan
media yang bisa menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan
sehingga dapat menarik minat dan mengaktifkan siswa untuk mengikuti
pelajaran baik secara mandiri ataupun kelompok.
Sedangkan alasan penulis memilih objek penelitian di PAUD Al Mansuroh Purbalingga dikarenakan PAUD ini lebih banyak menyajikan materi terkait keagamaan, khususnya bahasa Arab dibanding PAUD
yang lain. Serta pemikiran penulis yang menganggap bahwa PAUD merupakan
salah satu lembaga pendidikan mendasar bagi siswa yang pada akhirnya
menentukan proses belajar selanjutnya terutma di lembaga pendidikan
islam pada umumnya dan pendidikan bahasa Arab pada khususnya.
Demikian pemaparan latarbelakang yang melandasi penulis meneliti tentang metode gambar di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Al Mansuroh Purbalingga.
B. Definisi Oprasional
Untuk
menghindari pemahaman yang tidak sesuai dengan penelitian ini, maka
perlu dijelaskan beberapa istilah yang digunakan, sebagai berikut :
1. Pembentukan kemampuan berbahasa Arab
Pembentukan
menunjuk pada suatu proses membentuk suatu struktur dengan suatu
komposisi tertentu. (F.J. Monk, 2001: 1) Sedangkan pembentukan kemampuan
berbahasa adalah usaha untuk membentuk kemampuan (potensi) bahasa yang
diperoleh dari perolehan bahasa melalui interaksi dengan lingkungan.
Pengertian kemampuan berbahasa mencangkup berbagai hal, diantaranya :
kemampuan mendengar, kemampuan berbicara, kemampuan membaca dan
kemampuan menulis bahasa Arab.
Perlu
diketahui bahwa pembentukan kemampuan bahasa Arab yang peneliti teliti
adalah pembentukan kemampuan bahasa Arab yang melipati empat kemampuan
tersebut diatas pada PAUD Al Mansuroh di Kecamatan Rembang, Kabupaten
Purbalingga.
2. Anak usia pra sekolah
Anak
usia pra sekolah adalah mereka yang berusia 3-6 tahun. Mereka biasanya
mengikuti program pra sekolah. Seperti di Indonesia, umumnya mereka
mengikuti program penitipan anak (3-5 tahun) dan kelompok bermain (3
tahun), sedang pada usia 4-6 tahun biasanya mereka mengikuti program TK
(Soemarti Patmonodewo, 2003: 19)
Anak
usia pra sekolah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah anak usia
3-6 tahun di PAUD Al Mansuroh Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga.
3. PAUD Al Mansuroh
Adalah
lembaga pendidikan formal dibawah yayasan Al Mansuroh di kecamatan
Rembang kabupaten Purbalingga. Merupakan satu-satunya lembaga pendidikan
yang lebih mengedepankan materi-materi keagamaan, terutama bahasa Arab
sebagai bahasa pokok untuk mempelajari dan memehami ajaran islam.
C. Rumusan Masalah
Dari
latar belakang masalah yang telah peneliti utarakan, maka rumusan
masalahnya adalah, “Bagaimana kemampuan berbahasa Arab pada anak usia
pra sekolah di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Al Mansuroh Rembang
Purbalingga?”
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan
perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian skripsi ini adalah
memperoleh gambaran yang detail tentang pembentukan kemampuan mendengar,
kemampuan berbicara, kemampuan membaca dan kemampuan menulis bahasa
Arab, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan ealuasi di Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) Al Mansuroh Rembang Purbalingga.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian
ini sebagai bahan evaluasi bagi PAUD Al Mansuroh di kecamatan Rembang,
kabupaten Purbalingga agar lebih meningkatkan dan mengembangkan
pembelajaran bahasa Arab, terutama empat kemampuan dasarnya, yaitu :
kemampuan mendengar, kemampuan berbicara, kemampuan membaca dan
kemampuan menulis.
F. Kajian Pustaka
Penelitian
yang mengambil objek pendidikan pra sekolah khususnya dalam pendidikan
bahasa Arab sudah banyak dilakukan. Beberapa karya yang terkait dengan
kajian ini diantaranya adalah Soemantri Patmonodewo, dengan judul
“Pendidikan Anak Prasekolah” yang mengkaji apa dan bagaimana pendidikan
prasekolah mengungkapkan, menceritakan berbagai tokoh pendidikan
prasekolah, teori-teori yang melandasinya, beberapa alternatif
pendidikan anak prasekolah, kurikulum dan penilaian dalam program
pendidikan prasekolah, serta permasalahan perencanaan dan organisasi
lingkungan. Intinya, semua yang ada pada diri anak secara maksimal.
Adapun
skripsi yang mengambil objek pendidikan usia prasekolah khususnya
pendidikan bahasa Arab, antara lain Nurohman. Dalam penelitiannya
tentang bagaimana pengenalan bahasa kepada anak pemula (anak usia
prasekolah), fungsi utama bahasa Arab yaitu membentuk kecerdasan,
keterampilan dan rasa bahasa. Anak pemula mampu belajar bahasa Arab
apabila lingkungan sekitarnya mengembangkan kemampuan berbahasa, yaitu
kemampuan berbicara, kemampuan mengeja, kemampuan membaca can kemampuan
menulis. Metode yang digunakan Psycological method yaitu sebuah metode
yang mendasarkan atas visualisasi, mental dan asosiasi pikiran.
Umar
Faozi, menjelaskan tentang pembentukan kemampuan berbahasa yang telah
dimiliki oleh manusia dari sejak lahir. Anak usia prasekolah (4-6 tahun)
mempunyai kemampuan untuk mengenal bahasa asing termasuk bahasa Arab.
Metode yang digunakan adalah metode bermain, ceramah dan pembiasaan.
Tujuan metode ini adalah untuk mengenalkan bahasa Arab sejak dini dan
menumbuhkan kecintaan kepada bahasa Arab.
Dari beberapa skripsi
diatas terdapat perbedaan yang mendasari penelitiannya. Nurohman
membahas bagaimana mengenalkan bahasa, fungsi lingkungan dan
psychological method. Sedangkan Umar Faozi menekankan pada pembentukan
kemampuan berbhasa, metode bermain, ceramah dan pembiasaan serta
tujuannya. Sedangkan skripsi yang peneliti susun ini membahas tentang
bagaimana pembentukan kemampuan berbahasa Arab pada anak usia prasekolah
di PAUD Al Insiroh di kecamatan Rembang, kabupaten Purbalingga, serta
faktor pendukung dan hambatannya. Jadi pokok bahasannya jelas berbeda
dengan penelitian-penelitian diatas dan skripsi ini belum pernah
diteliti sebelumnya.
G. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis
penelitin yang peneliti gunakan dalam skripsi ini adalah penelitian
lapangan (rice field) yang pengumpulan datanya dilakukan secara langsung
dari lokasi penelitian.
2. Lokasi penelitian
Penelitin ini dilaksanakan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Al Mansuroh kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga.
3. Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan sejak tanggal 1 Oktober 2011 sampai 8 Desember 2011.
4. Subjek dan objek penelitian
Obyek
yangditeliti dalam skripsi ini adalah pembentukan kemampuan bahasa Arab
pada anak usia prasekolah di PAUD Al Mansuroh kecamatan Rembang,
kabupaten Purbalingga. Sedangkan subyek penelitiannya adalah:
a. Siswa PAUD Al Mansuroh
Merupakan pihak yang mendukung ketika peneliti melakukan observasi dalam melengkapi data terkait pembelajaran bahasa Arab.
b. Ustad dan Ustadzah
Merupakan
pihak yang berkaitan langsung dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa
Arab di PAUD Al Mansuroh. Dari mereka diperoleh data mengenai seluruh
kegiatan yang berkaitan dengan bahasa Arab khususnya.
c. Ketua Yayasan Al Mansuroh
Dari
ketua yayasan inilah diperoleh informasi secara akurt mengenai gambaran
umum PAUD Al Mansuroh di kecamatan Rembang, kabupaten Purbalingga.
Adapun data yang peneliti dapatkan berupa : sejarah dan latar belakang
berdirinya PAUD, letak dan keadaan geografis, struktur organisasi
pengurus yayasan dan PAUD, keadaan ustad/ustadzah, keadaan santri,
fasilitas yang digunakan dan seluruh kegiatan yang mendukung segala
aktifitas pembelajaran di PAUD Al Mansuroh.
5. Teknik sampling
Sumber
data siswa terdiri dari 200 orang, diambil sample 10%, sejumlah 20
orang. Teknik pengambilan samplenya dengan menggunakan acak murni (pure
random)
6. Metode pengumpulan data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan, peneliti menggunakan beberapa metode, sebagai berikut:
a. Observasi
Adalah
sebuah cara untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan
dengan mengadakan pengamatan dan perencanaan secara sistematis terhadap
fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran (Sudiyono, 2000: 76).
Metode
ini digunakan untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan
pembentukan kemampuan berbahasa Arab, meliputi kemampuan mendengar,
kemampuan berbicara, kemampuan membaca dan kemampuan menulis pada anak
prasekolah di PAUD Al Mansuroh kecamatan Rembang, kabupaten Purbalingga.
b. Wawancara
Adalah sebuah dialog yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Sudijono, 2000: 76).
Metode ini peniliti gunakan sebagai upaya untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan kemampuan berbahasa Arab ditas.
c. Dokumentasi
Yaitu
menyelidiki benda-benda tertulis seperti: buku-buku, majalah dokumen
peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan rapor prestasi
siswa (Suharsimi Arikunto, 1993: 145).
Metode
ini peneliti gunakan untuk mendukung informasi yang telah diperoleh
dari metode observasi maupun wawancara yang telah dilakukan.
7. Metode analisis data
Dalam
hal ini, peneliti menganalisis dengan metode triangulasi data. Teknik
triangulasi lebih mengutamakan efektivitas proses dan hasil yang
digunakan (Burhan Bugin, 2006: 191). Pertama, ketelitian dalam
mendeskripsikan data secara apa adanya yang sebelumnya dilakukan reduksi
data yaitu proses seleksi data yang diartikan sebagai proses pemilihan,
perumusan penelitian, penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi
data kasar yang muncul dalam catatan tertulis di laporan. Kedua,
melakukan kategorisasi secara kuat sesuai tujuan yang telah dirumuskan.
Ketiga, melalui analisis konseptualisasi dengan bantuan teori yang telah
ada.
Proses
analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan menelaah seluruh data
yang dikumpulkan, baik yang diperoleh melalui observasi, interview,
maupun dokumenntasi, baru kemudian disimpulkan.
Daftar Pustaka
Acep Hermawan. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muhtadi, Ahmad Ansor. 2009.Pengajaran Bahasa Arab dan Media, Metodenya. Yogyakarta: Teras.
Http://Metode.Multiply.com/jurnal/item/Metode Pembeljaran Mufrodat.
Azhar Arsyad, 2010. Bahasa Arab dan Metode Pembelajarannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Http://metode.com/Bahasa Arab dan Pembelajarannya
0 komentar:
Posting Komentar