27 Desember 2011

, ,

berani mencoba


Orang-orang yang hebat dalam bidangnya tidak begitu saja ia bisa melakukan keprofesionalannya itu dengan sendirinya.
Ada proses panjang untuk belajar, dan tentu saja selalu diawali dengan "berani mencoba"

bagaimana bisa jadi pilot kalo tidak pernah berani mencoba naik pesawat?
bagaimana bisa jadi orator kalo tidak pernah berani mencoba berpidato?
bagaimana bisa jadi perenang handal kalo tidak pernah berani mencoba masuk air?

kalau tidak "berani mencoba", semua hanya tinggal Teori saja....

begitu kiranya dengan apa yang sedang saya dan kawan-kawan Sekolah Pintar Merapi lakukan. "berani mencoba"...
walau tidak semanis madu, dan berbekal "berbaik sangka pada-NYA" kami banyak belajar dari proses indah ini.. inilah kisah kami... =)



Sekolah Pintar Merapi merancang program untuk adik-adik di beberapa titik pengungsian sesuai dengan karakter umum masing-masing wilayah.
Akhirnya, tercetuslah beberapa program.
Salah duanya adalah : kompetisi futsal se-desa Umbulharjo Cangkringan dan grup hadroh anak2 shelter Gondang-1.

berbekal satu set rebana sederhana, mbak Putri dan mbak Lilin dengan sabar melatih adik-adik shelter Gondang-1 memainkan lagu-lagu islami.
untuk melatih mental adik-adik, kita coba ikutkan mereka mengisi hiburan di semnas dan workshop kepenulisan FBS UNY.
melihat bakat terpendam anak-anak merapi, mbak Lilin dan mbak Putri dengan telaten melatih mereka bermain drama "hikmah bencana merapi".
dan kami kembali coba tampilkan mereka di semnas FISE UNY.
dan anak2 selalu ada yang menagis di tiap hari latihan... yaitu waktu sesi dibacakan surat al-zalzalah dan artinya...

cerita seru selama latihan dan dag-dig-dug saat akan tampil, kita tunggu tulisan mbak Putri dan mbak Lilin tentang episode berharga ini.. =)

Lain Gondang-1, lain Umbulharjo..
kompetisi futsal se-desa Umbulharjo harapannya mampu menjadi ajang terbentuknya kembali perkumpulan remaja pasca bencana merapi.

dengan kemampuan kami yang buta futsal, kami adakan perlombaan itu.
mas Purwanto dengan cekatan memasang gawang bambu di atas lapangan tanah.
setelah undangan disebar, tibalah saatnya pertandingan dimulai..
pertandingan perdana, hujan menemani dengan setia.
sungguh terharu kami dibuatnya, adik-adik tetap semangat berlomba walau bagaimanapun kondisi cuaca.

di hari-hari berikutnya, perlombaan terus berjalan.
adik-adik selalu saja setia menunggu kami datang untuk melanjutkan perlombaan.
tanpa alas kaki mereka bermain dengan lincah.
walau hanya kita beri air putih, selalu saja tertampak bahagia di wajah-wajah penuh cita-cita mereka.

setelah babak penyisihan selesai, maka terpilihlah 3 regu yang akan dipilih lagi menjadi pemain inti untuk kita coba ikutkan ke kompetisi futsal se-DIY.
terkumpullah ke-15 pemain itu.
sekarang waktunya latihan dan persiapan perlombaan.
tidak ada yang paham tentang futsal diantara kami, relawan SPM.
tiap hari kami menunggu kedatangan sahabat-sahabat FIK UNY untuk mendampingi latihan adik-adik.
tanpa kenal putus asa, kami selalu meyakinkan adik-adik untuk tetap semangat dan berlatih sendiri.
berbekal form pendaftaran dan peraturan main kompetisi futsal remaja muslim se-DIY, kita membaca satu-satu butir peraturan sambil terus berlatih setiap hari.

"mbak. nanti pake seragamnya apa? kita nggak punya kaos sepak bola.. trus sepatunya gimana? kita juga nggak ada yang punya sepatu.. lha, iki ndaftare bayar 160.000 kita ya nggakpunya uang mbak.."

"eh, harus tetap semangat.. pengin ikut kompetisi tidak? nanti di sana kita bisa banyak belajar dari orang-orang banyak yang lebih hebat dari kita. biar kita bisa lihat gimana futsal orang-orang kota. piye, gelem ora? nek gelem, mengko ndaftare dibayari, seragame dicarikan pinjaman, sepatunya juga nanti mbak-mbak dan mas-masnya yang carikan pinjaman. soale kita ya sama-sama belum bisa beli, tapi kita sama-sama ingin cari pengalaman dan belajar kan? piye? mau nggak nih?"

"yo, mbak... mauuuu..."

"sipp... ayo, zemangat latihn lagi? siapa back.nya? siapa strikernya? kipernya?"

wuow... kemana ya, pinjem kaor seragam dan sepatu futsal? ups, sarung tangan kiper juga perlu to?
bismillaah, berbaik sangka saja pada ALLOH..

alhamdulillaah...
saya baru ingat bahwa Ibuku adalah guru olah raga luar biasa.
dulu, sering membawa anak-anak didiknya lomba ini-itu ke mana2, dan pulang dgn ato tanpa piala... tidak cuma olah raga, pinter nari, baca puisi, geguritan, uks, dokter kecil, lomba ma-pel, dll... jangan-jangan ini obsesi turunan dari Ibu pada diri saya nih.. tenyata tidak gampang membawa anak2 untuk ikut lomba...

saat menaruh sesuatu di kamar gudang, ups... ada banyak kaos tim nih.. boleh pinjem nggak ya? kumohon ya ALLOH.. demi cita-cita anak-anak merapi.. =)
lalu saya cari saat yang tepat untuk menyampaikan ini ke Ibu, kalo Ibu oke, tinggal ke Bapak nih..
alhamdulillaah... horey, boleh..
tapi yang seragam sepak bola besar masih dipinjam teman2 bal-balan adikku, adanya seragam sepak bola kecil.. kata Ibu, yang besar tinggal seragam volly, mau nggak?.. wah, saya tidak mau sia-sia dong, bawa berat2 purwokerto-jogja.. kan yang dipakai cuma atasannya aja.. okey deh, bungkus Bu.. hehehe..

sekarang tinggal sepatu,
saat berbincang dengan anak-anak,
saya yakin, anak SMP sudah bisa diajak mikir bersama, dan tau permasalahan yang ada.. ini akan jadi proses mendewaasakan mereka, pikir saya.. jangan selalu kita menyuapi mereka, biarkan mereka belajar makan sendiri.. -heleh-
"cah bagus, seragam udah dapat.. lalu sepatunya belum ada kabar nih.. ada yang punya ide?"
"aku udah dibolehin Bapakku beli sepatu futsal mbak, tapi yang murahan aja di pasar Klitikan."
"aku juga udah boleh beli mbak."
"aku malah udah dibelikan mbak."

dalam hatiku, "ya ALLOH, jangan keluarkan air mata ini... kumohon, gantilah dengan senyuman terindah untuk mereka.."

tinggal 2 sepatu lagi, ternyata mas Sahrir sang pelatih [karena.adanya.beliau.=] bersedia meminjamkan sepatu futsalnya, dan punya teman kosnya.

untuk sarung tangan kiper,
saya sms pinjam sarung tangan ke teman2 putra yang saya kenal..
dan Ma'ruf UAD [dulu.KKN.di.umbulharjo] membalas sms: bentar ya mbak, saya carikan dulu..
lalu sms lagi: alhamdulillaah ada mbak.. lalu mau diantar kemana?

akhirnya sang pelatih mengambil sarung tangan yang saya kira awalnya aqodnya pinjam itu.
ternyata Ma'ruf menghadiahkannya untuk adik-adik umbulharjo... subhanalloh...

sekarang, ada satu hal nih yang belum... transport...
adik-adik hanya separuh yang boleh bawa motor ke kota, so sisanya gimana?
alhamdulillaah, ada Oktiawan "Material Bangunan", yang mau meminjamkan truk-nya...
di saat peserta lain naik motor atau mobil apv ato mobil avanza-nya,
kita dengan pe-de.nya turun dari truk yang bekas ngangkut pasir..

dan saat main, kita yang buta peraturan futsal, mendapat banyak pelajaran saat pertandingan...
dua kartu kuning nan lucu menjadi pelajaran berharga untuk kami...
1) saat ganti pemain, pemain lama belum keluar garis, pemain baru udah nylonong masuk lapangan...
2) saat ganti pemain ke-2, kita udah hati2 dengan garis, tapi masih di semprit kartu kuning... "kenapa je mas wasit?" "kamu tidak boleh main.." "kenapa mas?" "kamu tidak pake kaos kaki.."
dan kami pun segera menggali tanah untuk bersembunyi karena malu...

dan pulangnya, kita menunggu mbak Hesti yang mau mengantarkan jus untuk kami...
kok lama banget ya... duh, adik-adik udah nggak sabar pengin pulang nih.. agak nggak enak juga pak supir truknya juga nunggu... gimana to mbak Hesti... pliss ya ALLOH, sabarkan kami dalam episode ini, tetapkan selalu baik sangka pada kami..

setelah ngalor-ngidul bercanda dengan adik2 dan pak supir, mbak Hesti datang dengan mengayuh sepedanya...
kita langsung paduan suara: "subhanalloh...wuih...ckckckc...."
oh,no.. sok sweet mbak Hes... ^^,v

lalu kami pulang dengan truk lagi, tapi yang tadi berangkat naik motor ya pulangnya naik motor..
yang naik truk udah sampe.. kok yang naik motor belum sampe ya?
kita sms gak dibales, kita telpon gak diangkat...
kembali, berbaik sangka dan berdoa selalu menjadi teman setia...
"jangan-jangan mampir pasar, ato nonton apa dulu nih mereka.."
"yo nggak boleh gitu.. semoga mereka selamat di jalan. nggak kena razia ato musibah apa-apa.."
"wah, tak coba cek ke rumahnya ya mbak.."
"ya, sana... tolong ya.. makasih.."

eits, tiba-tiba si motor Satria datang..
"lah iki dah datang... dari mana je?"
"motore Johan mogok mbak. kita gantian dorong pake kaki.. pegel-pegel ki.."
"masyaALLOH... di mana? lah di sms ra bales, di telpon ra diangkat.. trus piye sekarang?"
"udah sampe rumah mbak, ntar Johan ke sini.. tuh dia.."

subhanalloh... cerita-cerita seru mengalir dari lidah mereka, inlah proses belajar mereka.. zemangat belajar sayang.. =)

ingin rasanya membelikan makan untuk mereka, tapi nampaknya dompet saya belum cukup.. alhamdulillaah, nanti ada bayaran les..

"dik, malem minggu ada agenda tidak?"
"kenapa je mbak?"
"kita makan-makan yuk.. tapi malem minggu ya.. mbak uzi ini sekarang mau ada acara di bawah je.. duitnya ini juga mau tak pake bayar bensin truk dulu. maaf ya, hari ini kalian habis tanding nggak dapat makan.. besok malem minggu di posko ya.. gimana? bisa kan?"
"iya mbak.. siap.."

"ini kalo yang bensinnya mau diganti, ato pulsanya mau diganti [yang tadi telpon mbak uzi], besok sabtu ngomong aja ya.."
"wah, ora usah mbak.. kita juga wis matur nuwun bisa ikut lomba di jogja.."
"beneran nih? okey, sama-sama terimakasih ya... besok malem minggu kita ketemu lagi di posko.."

ups, saya punya ide nih... masak yang simpel tapi udah ada ayamnya... ya, soto...
tapi yang masak mereka sendiri...
pelajaran berikutnya adalah: menghargai Ibu, lewat belajar masak...
Bismillaah...

akan sia-sia, bila engkau tidak "berani mencoba"....
inilah kisah kami.
mana kisahmu???

maaf bila banyak salah, dan jazaakumulloh... ^^,

0 komentar: